Mengintip Kebenaran Fashion yang Relatif


 Mengintip Kebenaran Fashion yang Relatif
 Penulis. M. Abdi Azzara


Dunia fashion tidak bisa dipisahkan dari lifestylenya remaja-remaja tiap generasi. Fashion bisa dikatakan perlambangan jiwa, biasanya ditentukan dengan genre musik yang lagi trend atau yang sering tampak di media masa. Tidak dipungkiri kalangan entertainment menjadi trend center bagi masyarakat now.
Beberapa tahun silam kita mengenal istilah Gehol, dengan kostum serba hitam, dan aksesoris seperti vape, topi woles, spatu Converse, serta tutup lensa. Remaja Gehol identic dengan remaja nakal, nongkrong di diskotik, pacaran ala American Style, tapi yakinlah kenyataannya bisa jadi begitu. Bisanya musik yang menjadi faforit mereka adalah swag atau hiphop, trend ini mulai mewabah semenjak aplikasi Instagram mulai naik daun. Sayangnya style tersebut jarang kita jumpai lagi, layak nya sebuah siklus perubahan, busana ketika telah sampai disebuah titik puncak maka akan kembali ke gaya lama yang disarasa perlu untuk dilahirkan kembali dengan format yang dimodifikasi. Mengenai remaja Gehol kenapa orang-orang lebih memilih music hiphop atau swag, sebagai pelengkap dari style ini? Coba kita analisis lagi, fenomena ini adalah proses divusi yang dilakukan kaum remaja melalui trendingnya aplikasi instagram pada masa tersebut, kalau tidak salah tahun 2014. Instagram menampilkan live stye masrakat internasional di pencariannya. Maka secara alamiah remaja Indonesia melakukan peniruan melalui akun artis-artis internasional.
Pada dasarnya gaya hidup anak Gehol bukanlah cirikhas masyarakat Indonesia. Terlebih music hiphop, lalu apa yang mengakibatkan gaya hidup ini merasuki kehidupan remaja Indonesia? Ya memang music hiphop tidak jauh dengan kostum yang serba hitam, dan aksesoris seperti vape, topi woles, spatu Converse. Jika masa itu tutup lensa menjadi aksesoris baru maka pada dasarnya itu berawal dari kebiasaan fotografi remaja-remaja Gehol. Semuanya tidak lain untuk diposting di Intagram mereka, agar sesuai dengan trend yang menjadi trendsetter orang barat. Begitulah pengaruh media sosial, dan seperti itulah dunia fashion.
Tak jarang fenomena ini disponsori oleh industri Fashion dunia dan berbagai cara mereka lakukan. Belakangan ini music Indonesia diramaikan dengan genre fusik flok, yang biasa disebut music Indie, dan pendengarnya dikenalnya istilah anak Indie. Tapi tidak serta merta diberikan gelar sebagai anak Indie, menjadi seorang Indie adalah perkara rumit. Semuanya harus etnik, mulai dari mengkonsumsi kopi khas daerah tertentu hingga mendadak mencintai anyaman-anyaman local. Tempat nongkrong anak Indie bukan lagi di diskotik, tapi alam. Adapun di café maka café nya musti dihiasi sehingga bernuansa alam dan tradisinonal. Unik juga, tapi setidaknya ini mulai mengingatkan kita tentang kearifan local Indonesia. Music flok Indie perlahan-lahan mulai menekenakan ke jenis music yang Indonesia banget. Contohnya band asal Kota Jakarta yaitu payung teduh dengan music keroncong jazz nya.
Kemunculan musik Indie,  telah melahirkan trend fashion baru. Yang dikenal sebagai anti mainstream, ujungnya menjadi sebuah trend center saat ini. Yaitu vintage mode, style ini menjadi pilihan sebagai awal dari antitesis nya Geholan tadi. Dengan baju serba vintage, kemeja planel, celana blue jins gantung, kaos kaki panjang, spatu Vans ditambah tas kantong spunbond berlogo cafe. Biasanya remaja dengan style ini mudah ditemui di kampus-kampus dan saat ada acara gigs. Unsur-unsur dalam masyarakat sangat mempengaruhi tentang perubahan nilai yang dianut,  buktinya tren musik juga mempengaruhi trend fashion. Namun ketika bertanya kemana trend Geholan lampau? Mungkin kita bisa berspekulasi jika kejayaan nya telah hilang dalm siklus masyarakat. Paling tidak mereka sudah mengikuti trend baru yang dikenal dengann anti mainstream.
Bicara soal musik, tak akan hanya berhenti di persoalan rilisan, panggung, genre dan berbagai perintilan lainnya. Musik menjadi salah satu hal yang masuk ke berbagai aspek hidup masyarakat. Termasuk kebutuhan premier manusia yaitu fashion Musik dan fashion menjadi dua hal yang sangat berkaitan dan tak bisa dipisahkan.
Karena sebagai performer, musisi tidak hanya tampil di atas panggung dan menyanyi saja, tapi juga mempresentasikan genre musik dan pesan-pesan yang ingin disampaikan melalui berbagai gimmick sebagai stage  presence, termasuk fashion statement.  Ketika seorang artis atau musisi menjadi sorotan utama dalam keseharian utama massyarakat maka seketika khalayak umum akan menerima apapun yang menjadi ciri dari mereka terutama cara berpakaian. Kebanyakan musisi memiliki style tersendiri, mengingat seni hakikatnya sebagai sebuah kebenaran. Maka bagi para khalayak umum kebenaran inilah yang mereka adobsi kembali menjadi gaya hidup. Dari mulai glam rock yang memiliki cakupan yang luas dan menjadi ikonik lewat band KISS, gothic yang banyak mengimplementasikan warna hitam, rockabilly yang identik dengan pin-up / burlesque dipadukan oleh dress merah, hingga punk yang lekat dengan celana sobek dan pakaian ‘belel’. Bagi musisi, musik adalah alat mereka berekspresi, alat kritik, kontrol sosial, dan lain sebagainya. Wadah untuk menyuarakan kegelisahan dan kegundahan hati atas hidup, kehidupan dan tatanan dalam sebuah negara.manusia dapat memahami dunia musik adalah keragaman yang mewakili sendi-sendi kehidupan.
Saya rasa sebagian dari anak Indie dan anak Geholan sudah banyak yang hijrah. Mengingat isu keagaman semakin kuat, media masa penuh dengan dakwah2 islami, terutama Instagram. positif nya integrasi umat muslim semakin membaik. Hingga munculnya trend industri baru yaitu syari'ah dan hijrah menjadi pilihan baru bagi muslim now. Dakwah digital tentang fashion pun makin marak, yang tentunya menguntungkan industri syari'ah tadi. Bahkan sekarang sudah ada produk shampoo syar’I hijab style dan segala macam. Banyaknya kalangan muda mendeklarasikan hijrahnya, menjadi keuntungan tersendiri bagi industri fashion. jika diamati lebih dalam memang gerakan ini sangat trend dikalangan anak muda kelas menengah di perkotaan. Tapi sayang masih banyak kita temui bokep-bokep hijab. Apakah para pelacur juga ikut-ikutan dalam style fashion ini ? dan apa gerangan yang terjadi? Sekai lagi inilah yang dinamakan dunia fashion. Kebenaran yang hakiki hanya untuk manusai yang berfikir dan manusia yang memahami betul filsafat dari seni.  Milenial now sepertinya pecah tiga dalam hal fashion pasca lunturnya style Geholan tadi. Indie dan hijrah, golongan ketiga adalah mereka yang "I don't care about fucking fashion or anything" RIP English (megaoptr)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Seni? Sebuah Pendekatan Ontologi

Kampus tidak Selucu itu (Refleksi dan Proyeksi)

Perubahan Fungsi Tradisi Simuntu dalam Kehidupan Masyarakat Koto Gadang VI Koto